Pada awalnya para penari dengan menggenakan busana lengkap berupa udeng, manset putih, jarik, sampur dan jaran kepang mengkondisikan berbaris dengan peserta yang lain. Mereka berbaris rapi dengan pendampingan oleh para guru dari masing–masing SD.
Tepat pukul 08.00 WIB setelah pembawa acara membacakan susunan acara , tibalah waktunya giliran pemetasan tari massal. Maka penari massal secara bergantian bergerak memasuki tengah lapangan membentuk formasi menghadap panggung tamu undangan dipandu oleh para pelatih masing–masing SD.Dengan iringan musik dan narasi sambil membawa kuda kepang mereka seragam menggerakkan anggota tubuhnya lompat ke depan , ke belakang dan ke samping.
“Gerakan tari Kridaning Jaran Bocah yang diperagakan oleh anak-anak merupakan tari kreasi baru kolaborasi tarian kuda lumping, jaran kepang, jaran dor dan jathilan,” Kata Andri salah satu pelatih tari SDN 1 Jatiroto.
Aksi mereka mendapat apresiasi dari pejabat lingkup pemerintahan Jatiroto, tamu undangan dan peserta upacara yang lainnya. Tepuk tangan meriah peserta upacara terdengar membahana saat penari massal menyelesaikan aksi tariannya.Setelah kurang lebih 7 menit penari massal beraksi, mereka kembali secara bergantian ke barisan seperti sedia kala.
Ditemui salah satu penari seusai upacara memperingati kemerdekaan itu, Livia (10) mengaku senang telah menunaikan tugasnya mesti rasa takut menderanya.
“Akhirnya selesai dan terasa lelah kepanasan, tapi senang bisa menari di depan orang banyak,” kata Livia. (Mikael Vaorriko Sulistia)
0 comments:
Posting Komentar